Sabtu, 04 April 2015

Bukit Moko Bandung

Bukit Moko, Bandung Punya!
Bukit Moko adalah salah satu alasan kenapa saya begitu pengen untuk traveling ke Bandung lagi dan lagi… Apalagi setelah kunjungan saya ke Kota Bandung tahun 2012 lalu gagal menemukan lokasi bukit ini. Dengan jarak saya ke Kota Bandung menjadi lebih dekat jika dibandingkan dengan beberapa bulan lalu ketika saya masih tinggal di Pulau Dewata. (Ps : Sekarang di Bandung juga ada tempat yang sedang ngehits mirip seperti Bukit Moko, namanya adalah Tebing Keraton)
Menyambangi Bukit Moko adalah suatu keharusan untuk saya. Kebetulan pula lebaran tahun 2013 ini saya tidak pulang kampung, jadinya menyempatkan untuk bikin acara mudik ke bandung, meskipun kota dengan julukan paris van java ini bukan kampung halaman saya :D. (Ps : Kalau mau menginap di bandung, bisa menginap di hostel murah tapi nyaman Pinisi Hostel)

Percobaan Kedua Mencari Bukit Moko!

Kota Bandung malam hari dari atas Bukit Moko
Kota Bandung malam hari dari atas Bukit Moko
Dikalangan pecinta fotografi Kota Bandung, sepertinya nama Bukit Moko sudah tidak terlalu asing lagi. Apalagi ketika sedang disana saya banyak sekali melihat orang yang membawa kamera DSLR. Kalau tidak salah ingat, saya pertama kali tahu keberadaan bukit ini setelah membaca blog mas wiranurmansyah yang judulnya “Melihat Bandung Dari Moko“. Dari situ, saya begitu tertarik untuk mengunjungi bukit yang katanya bisa melihat Kota Bandung dari ujung ke ujung *dan itu ternyata benar sekali*.
Oke! Setelah percobaan pertama yang gagal, karena saya menganggap bahwa Caringin Tilu adalah Bukit Moko, percobaan kedua ini membuahkan hasil! Saya sampai pada tempat yang semestinya *horee! enggak kesasar lagi*. Bedanya, kali ini saya tidak datang dari arah Bandung, tetapi langsung dari Gunung Tangkuban Perahu dengan sepeda motor kesayangan saya. Terus bagaimana saya tahu arahnya? Gampang! Saya pakai aplikasi Google Map dengan fitur navigasi, dengan menggunakan Caringin Tilu sebagai titik acuan.
Pemandangan malam dengan bintang seperti ini bisa dilihat dari Bukit Moko, Bandung kalau lagi cerah cuacanya :)
Pemandangan malam dengan bintang seperti ini bisa dilihat dari Bukit Moko, Bandung kalau lagi cerah cuacanya :)
Cara untuk menuju Bukit Moko sendiri ada tiga jalur yang bisa dilewato. Pertama, saya bisa lewat jalan Bojong Koneng yang memiliki jarak yang paling dekat jika dibandingkan dengan yang lainnya. Namun jalur ini katanya memiliki medan yang menantang dan sedikit ekstrim. Konon katanya juga hanya bisa dilewati oleh kendaraan lintas alam. Kedua, saya bisa mencoba lewat jalan Cimuncang, namun selain saya kurang tahu jalannya, jalur yang satu ini memiliki jalan berbatu dan cukup berkelok-kelok.
Nah, yang paling gampang dan cukup direkomendasikan untuk menuju ke Bukit Moko adalah yang ketiga. Lewat jalur lewat Padasuka ini adalah jalur umum yang bisa dilewati oleh kendaraan bermotor. Sebagian besar jalanannya sudah beraspal walaupun tidak semuanya, dan masih lebih manusiawi dilewat oleh kendaraan yang menuju Bukit Moko.
Namun sebenarnya kalau dari Bandung kota, rute menuju Bukit Moko lewat Padasuka tidak terlalu susah, cari saja arah Saung Angklung Udjo (bisa dengan gps atau menngikuti petunjuk arah), dan kemudian lanjut ke jalan padasuka. Terus aja ke atas sampai Caringin Tilu yang terdapat banyak warung lesehan-nya itu. Dari situ bisa beristirahat sambil makan dulu, atau langsung ikuti jalan hingga nemu jalan rusak.
Nah! Kalau sudah ketemu jalan rusak tadi, ikuti saja terus keatas hinga melihat tanjakan dewa dengan kemiringan yang ekstrim. Lebih enak lagi, kalau malam hari akan kelihatan satu titik cahaya yang berasal dari Warung Daweung di Bukit Moko. Cahaya itu bisa digunakan sebagai acuan untuk mencari Bukit Moko.
Atau bisa juga ngeleseh di Warung Daweung sambil ngobrol bareng temen seperti ini.
Atau bisa juga ngeleseh di Warung Daweung sambil ngobrol bareng temen seperti ini.
Dari lokasinya yang berada di ketinggian kurang lebih 1500 mdpl, Bukit Moko sangat pas jika dikunjungi dari sebelum matahari terbenam hingga matahari terbit keesokan harinya. Apalagi jika bukan untuk melihat momen sunset dan sunrise dari tempat ini. Sayang kemarin saya tidak bisa berlama – lama di Bukit Moko, selain karena si pacar salah kostum dan menggigil kedinginan, keesokan harinya saya juga harus nyetir dari Bandung ke Jakarta nonstop.
Jadi dipastikan akan ada kunjungan ke tiga dan seterusnya ke Bukit Moko karena tidak bisa berlama – lama. Kali ini, saya hanya menghabiskan beberapa jam sambil menikmati pisang goreng yang dibeli dari Warung Daweung dan beberapa jepretan foto tanpa tripod di bukit yang katanya paling romantis se-Bandung raya ini
Damn! I missed this hill already :(

Harga makanan di Warung Daweung, harga mahasiswa?

Tips Ketika Mengunjungi Bukit Moko :

  • Kalau datang ke Bukit Moko dalam kondisi kelaparan, mampirlah di Caringin Tilu untuk makan terlebih dahulu. Disitu ada banyak lesehan yang menjual makanan, atau bisa juga makan di Warung Daweung yang ada di Bukit Moko. Cuma kebanyakan hanya makanan ringan saja di Warung Dawung ini.
    Harga makanan di Warung Daweung, harga mahasiswa?
  • Tanjakan terakhir yang menuju Bukit Moko adalah tanjakan dewa, susahnya minta ampun karena kemiringannya mungkin bisa lebih dari 45 derajat. Di tanjakan ini, jika menggunakan sepeda motor matic, sebaiknya yang dibonceng turun saja dan jalan kaki (tidak terlalu jauh lagi). Karena dipastikan tidak akan kuat nanjak. Untuk mobil, pastikan kondisinya prima, kuat nanjak atau lebih baik lagi jika menggunakan mobil four wheel drive :P
  • Pastikan kondisi rem berfungsi dengan baik, dan jangan berpikir negatif seperti “Kalau turun terus rem mati gimana ya?” Percaya atau enggak, entah karena mistis atau sepeda motor saya sudah perlu diservice, saya sempat mengalami kejadian yang memompa adrenalin ketika turun dari Mukit Moko (baca: rem depan blong). Meskipun kejadian itu hanya terjadi beberapa saat saja, dan kemudian rem kembali normal. Sekedar infomasi saja, turunan menuju bawah lumayan curam, jadi dipastikan akan meluncur bebas dengan kecepatan lebih dari 60 Km/jam jika turun dengan tanpa rem sama sekali. *jangan dicoba*.
  • Kalau nggak mau nge-camp di Bukit Moko, bisa nginep di bandung. Bisa nginep di hotel yang ratenya enggak terlalu mahal tapi strategis semacam Fave Hotel ini. Sorenya bisa jalan – jalan dulu di kota, agak malem baru beranjak ke Bukit Moko! Asoy bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar