Bandung siap dihebohkan kembali dengan hadirnya tempat wisata baru
khusus untuk keluarga. Dusun Bambu – Family Leisure Park. Siap-siap
untuk ma…cet ma…cet. Hehehe. Sejak semakin mudahnya akses menuju
Bandung, bukan hanya hotel dan tempat hiburan saja yang dibangun tidak
terkendali, tempat wisata pun bermunculan bak jamur di musim hujan.
Memang kebutuhan yang satu ini (hiburan maksudnya) sudah menjadi
kebutuhan “hampir pokok” bagi para pendatang dari kota atau daerah
sekitar Bandung terutama Jakarta kali yah.
Kebetulan hari ini saya punya kesempatan untuk mengunjungi tempat
wisata baru ini yang sebetulnya statusnya masih soft opening. Lokasinya
di Jalan Kolonel Masturi. Cara untuk mencapai ke lokasi adalah via Jalan
Sersan Bajuri (jalan yang ada di seberang Terminal Ledeng), ikuti jalan
tersebut terus sampai melewati Vila Istana Bunga, lanjut terus ke
Universitas Advent dan masih berlanjut melewati Curug Cimahi. Sepanjang
jalan ada petunjuk kok jadi nggak perlu kuatir tersesat. Nah dari Curug
Cimahi sekitar 300 meter di sebelah kanan jalan ada jalan masuk dengan
gapura bertuliskan “KOMANDO”, masuk ke jalan itu kemudian kurang lebih
500m sampai deh di gerbang masuk Dusun Bambu. Tiket masuk akan dikenakan
Rp15.000,- per orang (anak kurang dari 3 tahun gratis) dan mobil
Rp10.000,-.
Apabila jalur tersebut padat dan biasanya kalau weekend dari pusat
kota Bandung saja sudah macet, Anda boleh mencoba jalur alternatif via
Cimahi. Terutama bagi Anda yang stay di hotel-hotel daerah Bandung
Selatan atau Barat seperti :
HARRIS Hotel Festival Citylink Bandung,
Hotel POP! Festival Citylink,
Grand Pasundan Convention Hotel,
akan jauh lebih cepat apabila Anda mengambil jalur alternatif untuk ke
Dusun Bambu melalui Cimahi. Nggak sulit kok, hanya ada satu jalan untuk
menuju Cimahi dari kota Bandung yaitu melalui Jalan Jendral Sudirman
lurus terus mengikuti jalan ke arah barat. Anda akan tiba di alun-alun
Kota Cimahi, nah sebelah alun-alun tersebut ada jalan. Nama jalannya
adalah Kolonel Masturi yang tinggal lurus saja mengikuti jalan menanjak
kurang lebih 11 km, Anda akan tiba di Dusun Bambu.
Ok kembali ke pengalaman saya di Dusun Bambu yah. Begitu tiba di area
parkir yang waktu itu cukup ramai, Anda akan dibuat kaget dengan
melihat antrian yang cukup panjang. Waktu itu saya pikir apa itu antrian
beli tiket masuk lagi tapi tadi kan di depan gerbang masuk sudah bayar
tiket masuk. Setelah selidik punya selidik ternyata itu antrian untuk
naik mobil pengantaran ke lokasi langsung ke Pasar Khatulistiwa. Jadi
Dusun Bambu itu terbagi dengan area-area seperti : Kampung Layung, Saung
Purbasari, Sampan Sangkuriang, Lutung Kasarung, Burangrang, Pasar
Khatulistiwa, Camping Ground, Tegal Pangulinan, dan Balad Lodaya. Nanti
saya cerita satu-satu ada apa saja sih di area-area tersebut. Bagi Anda
yang malas mengantri ternyata ada jalan di pematang sawah yang
berundak-undak yang bisa ditelusuri dengan berjalan kaki untuk menuju ke
Pasar Khatulistiwa. Saya sarankan sih jalan kaki saja sambil
melihat-lihat pemandangan sawah dan pondokan yang terbuat dari
bambu. Hanya memakan waktu 10 menit yang tidak akan terasa lelah sama
sekali karena dihibur dengan pemandangan yang luar biasa menyejukkan
mata.
Dengan berjalan kaki, setelah area persawahan yang berundak-undak
Anda akan melewati area Kampung Layung dan Lutung Kasarung kemudian tiba
di Pasar Khatulistiwa sebagai pusat kegiatan dari tempat wisata ini.
Area-area lain semua dapat diakses dari Pasar Khatulistiwa ini.
Kampung Layung
Apa yang bisa Anda nikmati di area Kampung Layung? Area ini merupakan
area cottage yang sementara ini belum mulai disewakan menunggu grand
opening di bulan Maret 2014. Tapi bagi Anda yang penasaran seperti apa
sih cottage yang akan disewakan di sini, ada “rumah contoh” yang bisa
Anda kunjungi. Cottage ini bernuansa “desa” banget, dari eksterior,
interior sampai dengan hiasan semua terbuat dari kayu dan bambu. Tapi
jangan ditanya isi cottagenya, ruang tamu lengkap dengan TV layar datar
dan speaker home theatre, dapur dengan kompor induksinya, kamar mandi
dengan shower air panasnya Hehehehe. Paduan nuansa desa dan kota,
tradisional dan modern. Asyiiikkk banget lah. Di beranda ada tempat
lesehan untuk duduk-duduk bersantai yang dijamin bakal ketiduran kalau
duduk lama-lama di sana karena kenyamanannya ditambah angin sepoi-sepoi
“ngahiliwir”. Hehehehe. Satu hal yang akan membuat Anda ingin segera
booking cottage ini (dan kata pegawainya udah ngantri bookingan yang
masuk padahal belum dibuka) adalah adanya halaman belakang yang
dilengkapi dengan fasilitas BBQ. Sudah terbayang malam-malam yang
dingin, BBQ-an sama keluarga atau teman-teman di halaman tersebut,
waaaah jadi “ngilerrrr” deh.
Cottage yang akan disewakan nanti bulan Maret 2014 itu baru siap 5
unit yang sementara terdiri dari 2 tipe : cottage 2 kamar dan cottage 1
kamar. Ada bocoran katanya untuk yang tipe 1 kamar harganya berkisar 2
sampai 3jt per malam dan untuk yang tipe 2 kamar antara 3 – 4jt per
malam bergantung weekday, weekend atau season liburan. Yuuu ayoooo
nabung dari sekarang. Ohyah rencananya akan dibangun total 250 cottage
yang dapat dibooking nanti ke depannya. Wow…….
Lutung Kasarung
Nah area ini nih yang cukup unik. Ada kapsul-kapsul diselimuti
akar-akar pohon yang kalau dilihat dari bawah itu seperti bergelantungan
di pohon-pohon. Padahal setelah dilihat dengan lebih seksama, ada
rangka dan struktur penyangganya. Lebih jelasnya buat Anda para
penggemar film Star Trek, bentuknya mirip seperti kapsul penyelamat/
escape pod yang bisa diisi “segambreng” orang. Fungsinya unik-unik : ada
kapsul yang isinya wastafel untuk cuci tangan, ada kapsul yang isinya
tempat duduk-duduk, ada beberapa yang belum dibuka untuk umum (belum
ketauan isinya apa). Dari kapsul ke kapsul dihubungkan dengan
jembatan-jembatan yang bagus banget kalau buat foto-foto. Akses menuju
area Lutung Kasarung ini semua dari Pasar Khatulistiwa. Wajib dan wajib
dikungjungi yah
Burangrang – Sampan Sangkuriang- Saung Purbasari
Pasar Khatulistiwa letaknya di dalam gedung bersatu dengan Restaurant
Burangrang yang belum sempat direview dan dikunjungi karena waiting
list nya yang puaaaaanjang banget waktu itu. Kalau dilihat dari luar
sih, tempatnya nyaman untuk bersantap apalagi yang di teras dengan
tenda-tendanya. Pemandangan langsung menuju ke danau yang disebut dengan
Sampan Sangkuriang. Danau yang tenang dimana Anda bisa bersampan dengan
keluarga dibantu oleh bapak-bapak yang siap untuk membawa Anda ke
tengah danau. Cukup tegang juga waktu naik sampan soalnya nggak ada
pelampung sama sekali, dan yang namanya sampan tradisional yang
benar-benar terbuat dari kayu, goyang dikit aja langsung oleng jadi
duduk harus ditengah dan nggak boleh goyang dombret sedikitpun.
Hihihihi. Apalagi diisi oleh banyak orang (waktu itu 6 orang), itu
permukaan air paling tinggal 5 cm lagi masuk ke dalam perahu, bisa
dibayangkan tegangnya naik sampan itu. Si Bapak yang mendayungnya dengan
tenangnya bilang “Nggak usah takut Pak, nggak akan tenggelam”. Buat
saya pemandangan di danau ini yang luar biasa menakjubkan. Airnya yang
tenang membuat rasa damai di hati, beneran ga boong. Dengan background
Saung Purbasari, berupa pondokan-pondokan di sekeliling danau yang bisa
digunakan untuk tempat makan (makanannya dipesan dari Restaurant
Burangrang). Jadi teras dari pondokan-pondokan di Saung Purbasari ini
langsung ke danau. Dari depan gedung Restaurant Burangrang ada dermaga
kecil untuk naik sampan menuju ke teras-teras dari pondokan-pondokan
itu. Asyik banget kan. Buat yang takut “kecemplung” ke danau, ada jalan
yang bisa digunakan untuk menuju ke Saung Purbasari, jadi ga perlu pakai
sampan.
Pasar Khatulistiwa
Pasar Khatulistiwa terletak di lantai 2 dari gedung yang bersatu
dengan Restaurant Burangrang. Pasar ini menjual berbagai macam sayuran
dan buah-buahan segar yang katanya beberapa diambil langsung dari gunung
Burangrang. Ada juga suvenir dan makanan-makanan tradisional Sunda yang
bisa Anda dapatkan di sana dan berbagai macam barang lainnya.
Sekeliling Pasar Khatulistiwa banyak tempat duduk dan kuliner yang bisa
dicicipi, saya bilang banyak itu betul-betul banyak jenisnya, dari Kue
Ape, Mie
Kocok, Soto Bandung, Lotek, Rujak, Surabi, dan banyak lagi yang nggak
mungkin bisa dicicipi semuanya dalam satu hari hehehe. Di lantai 3
masih tersedia lebih banyak lagi tempat duduk bagi Anda yang mau
berkuliner di sana. Nah cuman harganya cukup lumayan, yah namanya di
tempat wisata, harganya pasti termasuk harga untuk menikmati pemandangan
dan keindahan alam di sana berikut fasilitas-fasilitas yang tersedia.
Eh hampir lupa, semua transaksi di Pasar Khatulistiwa dan kuliner harus
menggunakan voucher yang bisa ditukar di beberapa tempat di sekitar
sana. Kabar baiknya kalau tidak habis terpakai bisa direfund uangnya.